Kenali Risiko Reksadana Ini Biar Kamu Cuan dan Nggak Panik!

25 July 2025

Sobatblu, kalau kamu udah mulai tertarik terjun ke dunia investasi, pasti udah nggak asing lagi sama yang namanya risiko reksadana.

Benar, meskipun reksadana dikenal sebagai pilihan investasi yang cukup fleksibel dan ramah buat pemula, bukan berarti instrumen ini bebas risiko, ya!

Nah, biar kamu nggak panik saat nilai investasimu naik-turun, penting banget buat paham apa aja risiko investasi reksadana yang bisa terjadi.

Artikel ini bakal bantu kamu kenal lebih dekat sama jenis-jenis risikonya, plus tips jitu buat mengelola risikonya biar cuan tetap aman. Yuk, scroll terus sampai habis di bawah ini!

7 Risiko Reksadana Umum yang Kamu Harus Kenali Sebelum Investasi

Sebelum klik โ€œbeliโ€ di platform investasi, ada baiknya kamu memahami dulu berbagai risiko reksadana yang bisa muncul akibat perubahan kondisi pasar atau keputusan investasi yang salah.

Tujuannya bukan untuk menakut-nakuti, tapi supaya kamu lebih siap, bijak, dan tau cara memiliki strategi investasi yang tepat sesuai profil modal serta tujuan keuangan kamu.

Letโ€™s break it down!

1. Risiko Pasar

Risiko pasar merupakan jenis risiko paling umum dalam reksadana. Risiko ini terjadi karena fluktuasi harga efek (seperti saham atau obligasi) yang menjadi bagian dari portofolio reksadana.

Misalnya, ketika IHSG mengalami penurunan tajam akibat faktor ekonomi global, politik, atau kenaikan suku bunga, maka nilai unit penyertaan reksadana saham bisa ikut turun.

Artinya, hasil investasi kamu bisa berkurang mengikuti kondisi tersebut.

2. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas muncul ketika manajer investasi kesulitan menjual efek untuk memenuhi pembayaran penjualan kembali (redemption) dari investor.

Masalah likuiditas ini sering terjadi pada reksadana yang berisi obligasi jangka panjang atau aset yang jarang diperdagangkan.

Kalau hal ini terjadi, pencairan dana kamu bisa tertunda. Pastikan kamu memahami profil produk sebelum berinvestasi agar tahu tingkat likuiditasnya.

3. Risiko Kredit (atau Risiko Wanprestasi)

Risiko ini sering disebut juga sebagai risiko wanprestasi, yaitu ketika pihak penerbit surat utang (emiten) gagal memenuhi kewajiban pembayaran bunga atau pokok utang tepat waktu.

Kondisi seperti ini bisa disebabkan oleh faktor internal perusahaan atau perubahan kondisi ekonomi makro.

Biasanya, risiko ini lebih tinggi pada reksadana pendapatan tetap yang banyak berinvestasi pada obligasi.

4. Risiko Manajer Investasi

Kinerja reksadana sangat bergantung pada strategi dan keputusan manajer investasi.
Jika mereka melakukan analisis yang salah, maka hasil investasi kamu bisa ikut terdampak.

Oleh karena itu, pastikan kamu memilih manajer investasi dengan track record yang baik dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar pengelolaan dana tetap aman sekaligus transparan.

Baca Juga: Wujudkan Menabung 10 Juta Setahun Bersama blu!

5. Risiko Inflasi

Inflasi bisa mengikis nilai keuntungan yang kamu dapatkan.

Jika hasil investasi reksadana lebih kecil dari tingkat inflasi, maka daya beli kamu akan menurun seiring waktu.

Untuk mengantisipasi hal ini, pertimbangkan diversifikasi produk dan perhatikan suku bunga acuan, karena perubahan suku bunga sering kali memengaruhi arah pasar dan keuntungan investasi.

6. Risiko Perubahan Regulasi

Industri keuangan selalu diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, dan aturan mainnya bisa berubah sewaktu-waktu.

Perubahan kondisi regulasi, baik dari OJK maupun pemerintah, dapat berdampak pada strategi investasi, struktur produk, atau bahkan pengelolaan unit penyertaan kamu.

Selain regulasi, faktor politik dan perubahan kondisi ekonomi global juga bisa memicu perubahan arah pasar yang memengaruhi kinerja reksadana.

7. Risiko Valuasi

Kesalahan dalam menentukan valuasi aset dapat menyebabkan harga unit penyertaan tidak mencerminkan nilai sebenarnya.

Jika valuasi aset dilakukan salah atau akibat data yang tidak akurat, hal ini bisa berpengaruh pada modal dan hasil investasi kamu secara keseluruhan.

Makanya, penting untuk memahami bagaimana manajer investasi menghitung Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan memastikan proses tersebut diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Baca Juga: Tips Menabung Bulanan Biar Gaji Gak Langsung Abis

Tips Mengelola Risiko Reksadana biar Investasi Kamu Maksimal!

Nah, sekarang kamu udah tau macam-macam risiko reksa dana. Namun tenang, sobatblu! Risiko itu bisa dikelola kok, asal kamu tahu caranya.

Yuk, simak tips-tips berikut ini biar investasi kamu makin matang dan nggak cuma ikut-ikutan doang!

1. Pahami Profil Risiko Kamu

Setiap orang punya toleransi risiko yang berbeda-beda. Kenali dulu apakah kamu tipe konservatif, moderat, atau agresif. Ini akan bantu kamu pilih produk mana yang paling tepat untuk berinvestasi di reksa dana.

2. Diversifikasi Portofolio Reksa Dana

Jangan taruh semua telur di satu keranjang. Gabungkan beberapa jenis reksadana, misalnya campuran antara reksadana saham, pendapatan tetap, dan pasar uang.

3. Cek Kinerja Manajer Investasi Reksa Dana Tersebut

Lihat rekam jejak dan strategi manajer investasi. Pilih manajer investasi yang terbukti konsisten dan transparan dalam pengelolaan dana.

Baca Juga: Kenali Apa itu Valas dan Bagaimana Cara Membuka Tabungannya

4. Update Informasi Secara Berkala

Ikuti berita ekonomi dan laporan kinerja reksadana secara rutin. Jangan jadi investor pasif yang cuek, karena informasi adalah power!

5. Gunakan Platform Investasi yang Tepercaya

Pilih platform yang terdaftar di OJK dan punya fitur yang memudahkan kamu untuk memantau serta mengelola investasi. Contohnya seperti blu by BCA Digital lewat fitur bluInvest-nya.

6. Fokus pada Tujuan Investasi

Ingat lagi, kamu investasi buat apa? Dana pendidikan? Liburan? Dana darurat? Tetapkan tujuan yang jelas supaya kamu bisa tetap tenang saat pasar sedang fluktuatif.

Investasi reksadana memang cocok buat kamu yang baru mulai atau yang nggak punya banyak waktu untuk mantau pasar setiap hari.

Namun, penting banget buat tetap aware sama risiko reksadana yang mungkin terjadi. Dengan paham jenis-jenis risikonya dan cara mengelolanya, kamu jadi bisa investasi dengan lebih percaya diri dan nggak gampang panik.

Ingat ya sobatblu, tujuan kita bukan menghindari risiko sepenuhnya, tetapi mengelolanya dengan bijak supaya investasi tetap berjalan optimal.

Saatnya Investasi Lebih Tenang Bareng blu by BCA Digital!

Kalau kamu mau mulai investasi tetapi masih suka bingung harus mulai dari mana, cobain deh fitur bluInvest dari blu by BCA Digital

Di sini, kamu bisa mulai investasi reksadana dengan mudah, aman, dan tentunya cocok buat kebutuhan anak muda masa kini.

bluInvest memungkinkan kamu buat pilih produk reksadana sesuai profil risikomu, cukup lewat satu aplikasi blu aja. Kamu pun bisa pilih dari rekanan bluInvest seperti Moduit dan FUNDtastic yang langsung dapat diakses lewat aplikasi.

Plus, semua produk di bluInvest sudah diawasi OJK dan dikelola oleh manajer investasi berpengalaman.

Jadi nggak usah ragu lagi ya! Yuk, mulai perjalanan finansial kamu sekarang juga dan jadi bagian dari generasi yang cerdas mengelola keuangan bareng blu by BCA Digital!

Download blu
Gimana? Masih ragu & bingung? ๐Ÿค”

Nih, solusinya