Sering Salah Kaprah, Ini Sebenarnya 6 Perbedaan Saham dan Obligasi yang Perlu Dipahami!

04 August 2025

Perbedaan saham dan obligasi itu penting banget buat sobatblu yang baru mulai eksplor dunia investasi. 

Kedua instrumen ini sering disebut barengan, padahal cara kerjanya beda jauh. Saham bikin kamu jadi pemilik perusahaan, sementara obligasi bikin kamu jadi “pemberi pinjaman” ke perusahaan atau pemerintah. Nah kalau kamu masih bingung harus mulai dari mana, artikel ini bakal bantu kamu ngerti bedanya biar nggak salah langkah.

Sekilas tentang Saham

Saham adalah tanda kepemilikan atas suatu perusahaan. Saat beli saham, artinya sobatblu memiliki sebagian dari perusahaan tersebut, meskipun hanya sebagian kecil. Saham diperjualbelikan di bursa efek seperti Bursa Efek Indonesia (BEI), dan nilainya bisa berubah-ubah tergantung kinerja perusahaan serta kondisi pasar secara umum.

Investasi saham menarik karena punya potensi keuntungan yang tinggi. Namun saham juga punya risiko yang cukup tinggi. Harga saham bisa berubah drastis dalam waktu singkat. Itulah kenapa saham lebih cocok buat yang siap aja menghadapi fluktuasi pasar dan memiliki strategi investasi yang matang.

Baca juga: Paham Jenis-Jenis Investasi Biar Jago Investasi Bareng blu!

Sekilas tentang Obligasi

Berbeda dengan saham, obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh institusi seperti pemerintah atau perusahaan. Waktu beli obligasi, kamu sebenarnya sedang meminjamkan uang kepada pihak penerbit. Sebagai imbalannya, kamu akan menerima pembayaran bunga secara berkala dan pokok pinjaman akan dikembalikan saat jatuh tempo.

Obligasi dikenal lebih stabil dibandingkan saham karena memberikan pendapatan tetap dalam bentuk kupon bunga. Risiko yang dimiliki obligasi juga relatif lebih rendah, terutama jika diterbitkan oleh pemerintah.

Perbedaan Saham dan Obligasi

Meskipun sama-sama merupakan instrumen investasi, saham dan obligasi memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Berikut beberapa poin penting yang bisa bantu kamu memahami perbedaan keduanya:

1. Status Kepemilikan dan Hubungan dengan Penerbit

Kalau kamu beli saham, itu artinya kamu punya bagian kepemilikan di perusahaan tersebut. Nah beda cerita dengan obligasi. Saat kamu beli obligasi, posisimu bukan pemilik, tetapi lebih seperti “peminjam uang” ke perusahaan atau pemerintah. Nantinya mereka berkewajiban mengembalikan uangmu plus bunganya sesuai perjanjian yang udah ditetapkan di awal.

2. Potensi Keuntungan yang Didapat

Saham memiliki potensi keuntungan yang lebih besar karena kamu bisa mendapatkan capital gain dan dividen. Namun karena fluktuasi pasar, risikonya juga lebih tinggi. Sementara itu, obligasi memberikan imbal hasil tetap berupa bunga yang dibayarkan secara berkala. Jadi kalau kamu cari pendapatan yang lebih stabil dan terjadwal, obligasi bisa jadi opsi paling ideal.

3. Tingkat Risiko

Ngomongin risiko, saham memang punya fluktuasi yang tinggi karena harganya dipengaruhi banyak faktor. Mulai dari kondisi pasar, performa perusahaan, sampai sentimen ekonomi global pun bisa memengaruhi hasilnya. 

Sementara itu, obligasi juga ada risikonya, misalnya kalau penerbitnya gagal bayar atau ada perubahan suku bunga yang bikin nilai obligasimu turun di pasar. Jadi meskipun kelihatan lebih aman, tetap ada risikonya ya.

4. Jangka Waktu Investasi

Obligasi biasanya punya jangka waktu yang sudah ditentukan sejak awal. Investor akan menerima kupon secara berkala hingga jatuh tempo, kemudian pokoknya dikembalikan. Saham nggak memiliki batas waktu. Sobatblu bisa pegang selama yang kamu mau dan menjualnya kapan aja sesuai dengan kondisi pasar.

5. Kemudahan dalam Jual Beli

Soal jual beli, saham termasuk instrumen yang likuid banget. Artinya, selama pasar buka, kamu bisa jual kapan aja dengan proses yang cepat. Sedangkan obligasi bisa juga dijual sebelum jatuh tempo, tapi nggak selalu langsung laku karena tergantung ada yang mau beli atau nggak di pasar sekunder.

6. Prioritas dalam Pembayaran

Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, pemegang obligasi memiliki prioritas lebih tinggi untuk menerima pengembalian dana dibandingkan pemegang saham. Pemegang saham biasanya baru menerima bagian setelah semua kewajiban kepada kreditur dan pemegang obligasi diselesaikan.

Biar kamu makin paham perbedaan saham dan obligasi, yuk lihat rangkuman sederhananya di tabel berikut ini. Dengan begitu, kamu bisa menentukan mana yang paling sesuai dengan tujuan investasimu!

Aspek

Saham

Obligasi

Status

Bukti kepemilikan perusahaan.

Surat utang, kamu meminjamkan uang ke perusahaan atau pemerintah.

Keuntungan

Dari kenaikan harga (capital gain) dan dividen.

Dari bunga (kupon) yang dibayar rutin.

Risiko

Tinggi, karena harga saham naik turun.

Lebih rendah, tapi tetap ada risiko gagal bayar.

Jangka Waktu

Nggak ada batas waktu, bisa dijual kapan aja.

Ada jatuh tempo, uang pokok dikembalikan saat itu.

Jual Beli

Sangat mudah dijual selama pasar buka.

Bisa dijual sebelum jatuh tempo, tapi kadang nggak langsung laku.

Prioritas Bayar

Dibayar terakhir kalau perusahaan bangkrut.

Diprioritaskan dibayar lebih dulu kalau perusahaan bangkrut.

Baca juga: Cara Simpel Investasi buat Keluarga dan Masa Depan yang Aman

Gimana Sih Caranya Tentuin Instrumen Investasi yang Cocok?

Buat milih antara saham dan obligasi tentunya nggak bisa sembarangan. Semua balik lagi ke karakter dan kebutuhan kamu sebagai investor. Nah biar lebih gampang pilihnya, berikut ini beberapa cara yang bisa kamu pertimbangkan:

1. Pahami Profil Risiko Diri Sendiri

Kalau kamu termasuk tipe yang berani ambil risiko dan siap dengan fluktuasi nilai investasi, saham mungkin cocok. Namun kalau kamu lebih nyaman dengan kestabilan dan ingin pendapatan tetap, obligasi bisa jadi pilihan yang lebih ideal.

2. Tentukan Tujuan Investasi dengan Jelas

Kalau kamu punya tujuan jangka panjang seperti dana pensiun atau dana pendidikan anak, saham bisa jadi pilihan karena berpotensi memberikan hasil lebih tinggi. Namun kalau tujuanmu lebih ke arah pendapatan rutin atau simpanan jangka menengah, obligasi bisa jadi instrumen yang lebih sesuai.

3. Hitung Ketersediaan Dana dan Waktu

Investasi membutuhkan dana dan kesabaran. Kalau sobatblu bisa menyisihkan dana yang nggak akan dipakai dalam waktu dekat, kamu bisa mempertimbangkan saham. Sebaliknya kalau kamu butuh likuiditas yang lebih tinggi dalam jangka menengah, obligasi bisa jadi pilihan yang masuk akal.

4. Coba Gabungkan Keduanya

Sobatblu juga bisa diversifikasi dengan menggabungkan saham dan obligasi dalam portofolio. Dengan begitu, kamu bisa menyeimbangkan potensi keuntungan dan risiko. Tentunya hal ini merupakan strategi yang umum digunakan untuk menjaga stabilitas sambil tetap mengejar pertumbuhan.

Mulai Investasi Praktis Sekarang Juga Pake blu by BCA Digital!

Sekarang kamu udah tau perbedaan antara saham dan obligasi serta gimana cara menentukan instrumen yang paling cocok. Namun pengetahuan aja nggak cukup karena harus praktik langsung dengan mulai ambil langkah nyata. Semakin cepat kamu mulai investasi, semakin besar juga potensi pertumbuhan dana kamu ke depannya.

Tenang, sekarang investasi bisa sobatblu lakukan dengan mudah dan praktis tanpa harus ribet. Lewat fitur bluInvest dari blu by BCA Digital, kamu bisa kelola keuangan sekaligus memantau investasi dalam satu genggaman tangan aja. 

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Digital Banking dan Keunggulannya

Lewat fitur bluInvest, kamu bisa cek performa portofolio secara real-time tanpa harus buka banyak aplikasi. Nggak ada lagi drama ribet atau bingung harus mulai dari mana. Semua info yang kamu butuhin buat investasi udah terangkum rapi di satu tempat. Jadi, tunggu apa lagi? 

Download aplikasi blu sekarang, dan mulai investasi dengan cara yang praktis, kekinian, dan pastinya cocok buat capai financial goals kamu!

Download blu
Gimana? Masih ragu & bingung? 🤔

Nih, solusinya